Koesnadi Hardjasoemantri
tokohindonesia.com
Rektor Universitas Gadjah Mada ke-8
Masa jabatan
1986 – 1990
Didahului oleh Prof. Dr. Teuku Jacob, MS, DS
Digantikan oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Adnan
Informasi pribadi
Lahir 9 Desember 1926Belanda Tasikmalaya, Jawa Barat, Hindia Belanda
Meninggal 7 Maret 2007 (umur 80)
Bendera Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Prof. Dr. H. Koesnadi Hardjasoemantri, SH ML (lahir di Manonjaya, Tasikmalaya, 9 Desember 1926 – meninggal di Depok, Sleman, 7 Maret 2007 pada umur 80 tahun) adalah seorang guru besar dalam hukum lingkungan Indonesia. Koesnadi dilahirkan sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan R. Gaos Hardjasoemantri, seorang pegawai tinggi di Departemen Sosial, dengan R.H.E. Basriah.
Pendidikantokohindonesia.com
Rektor Universitas Gadjah Mada ke-8
Masa jabatan
1986 – 1990
Didahului oleh Prof. Dr. Teuku Jacob, MS, DS
Digantikan oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Adnan
Informasi pribadi
Lahir 9 Desember 1926Belanda Tasikmalaya, Jawa Barat, Hindia Belanda
Meninggal 7 Maret 2007 (umur 80)
Bendera Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Prof. Dr. H. Koesnadi Hardjasoemantri, SH ML (lahir di Manonjaya, Tasikmalaya, 9 Desember 1926 – meninggal di Depok, Sleman, 7 Maret 2007 pada umur 80 tahun) adalah seorang guru besar dalam hukum lingkungan Indonesia. Koesnadi dilahirkan sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan R. Gaos Hardjasoemantri, seorang pegawai tinggi di Departemen Sosial, dengan R.H.E. Basriah.
Koesnadi memulai pendidikannya di HIS di Bandoeng. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, ia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), dan lulus dengan gelar sarjana hukum pada 1964. Ia memperoleh kesempatan untuk memperdalam ilmunya, dan lulus dengan gelar Master Hukum (ML) (1969) dari Universitas Purdue di Indiana, Amerika Serikat, dan Doktor ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Leiden, Belanda (1981).
Pekerjaan
Aktivis mahasiswa ini adalah pelopor program pengerahan tenaga mahasiswa ke daerah-daerah terpencil akhir tahun 1950-an, yang sekarang dikenal dengan Kuliah Kerja Nyata.
Pada 1969-1974 ia menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kemudian diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda (1974-1980). Kembali ke Indonesia ia diangkat menjadi Sekretaris Menteri Negara Kementerian Lingkungan Hidup (1980-1986). Ia juga perintis yang memperkenalkan disiplin ilmu hukum lingkungan di Indonesia. Koesnadi menjadi dosen di Fakultas Hukum UGM dan pernah pula diangkat menjadi rektor UGM (1986-1990). Selain itu, ia juga menjadi Guru Besar di berbagai universitas di Yogyakarta dan Jakarta, serta menjadi aktivis dan pendiri berbagai LSM di bidang lingkungan hidup dan hukum dalam dan luar negeri.
Ketika Prof. Dr. Fuad Hassan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Koesnadi diberi kepercayaan untuk menjadi rektor Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta untuk periode 1986-1990. Kedua tokoh ini aktif di dunia kepanduan dan menjadi sesepuh Gerakan Pramuka.
Ketika banyak pimpinan perguruan tinggi mengalami desakan dari pemerintah Orde Baru untuk menekan mahasiswa, Koesnadi malah terkesan banyak memberi angin bagi semangat demokrasi di kampus UGM.
Koesnadi juga mantan Ketua Umum PP Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) selama tiga periode. Pada masa kepemimpinannya KAGAMA memantapkan diri sebagai organisasi alumni yang besar dan berpengaruh di Indonesia.
Aktivitas lainnya adalah dunia kepramukaan yang telah digelutinya selama puluhan tahun.
Kematian
Prof. Koesnadi meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang Garuda Indonesia Penerbangan 200 pada 7 Maret 2007 di Yogyakarta. Ia menumpang pesawat yang naas itu dalam perjalanannya kembali ke Yogya dari tugas rutinnya di Jakarta sebagai rektor Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Bersamanya tewas juga dua orang rekannya dari Universitas Gadjah Mada, yaitu Dr. Muhammad Masykur Wiratmo MSc, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi UGM, dan Ir. Totok Priyanto, MUP, Wakil Sekretaris Umum KAGAMA.
Jenazah Prof. Koesnadi Hardjasoemantri dimakamkan di Pemakaman Dosen Universitas Gadjah Mada di Sawitsari, Sleman.
Pada Mei 2007, ia dianugerahi Satya Lencana Sewaka Wiraya Roha oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas jasanya sebagai pejuang pendidikan dan pahlawan Kuliah Kerja Nyata[1].
Pekerjaan
Aktivis mahasiswa ini adalah pelopor program pengerahan tenaga mahasiswa ke daerah-daerah terpencil akhir tahun 1950-an, yang sekarang dikenal dengan Kuliah Kerja Nyata.
Pada 1969-1974 ia menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kemudian diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda (1974-1980). Kembali ke Indonesia ia diangkat menjadi Sekretaris Menteri Negara Kementerian Lingkungan Hidup (1980-1986). Ia juga perintis yang memperkenalkan disiplin ilmu hukum lingkungan di Indonesia. Koesnadi menjadi dosen di Fakultas Hukum UGM dan pernah pula diangkat menjadi rektor UGM (1986-1990). Selain itu, ia juga menjadi Guru Besar di berbagai universitas di Yogyakarta dan Jakarta, serta menjadi aktivis dan pendiri berbagai LSM di bidang lingkungan hidup dan hukum dalam dan luar negeri.
Ketika Prof. Dr. Fuad Hassan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Koesnadi diberi kepercayaan untuk menjadi rektor Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta untuk periode 1986-1990. Kedua tokoh ini aktif di dunia kepanduan dan menjadi sesepuh Gerakan Pramuka.
Ketika banyak pimpinan perguruan tinggi mengalami desakan dari pemerintah Orde Baru untuk menekan mahasiswa, Koesnadi malah terkesan banyak memberi angin bagi semangat demokrasi di kampus UGM.
Koesnadi juga mantan Ketua Umum PP Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) selama tiga periode. Pada masa kepemimpinannya KAGAMA memantapkan diri sebagai organisasi alumni yang besar dan berpengaruh di Indonesia.
Aktivitas lainnya adalah dunia kepramukaan yang telah digelutinya selama puluhan tahun.
Kematian
Prof. Koesnadi meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang Garuda Indonesia Penerbangan 200 pada 7 Maret 2007 di Yogyakarta. Ia menumpang pesawat yang naas itu dalam perjalanannya kembali ke Yogya dari tugas rutinnya di Jakarta sebagai rektor Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Bersamanya tewas juga dua orang rekannya dari Universitas Gadjah Mada, yaitu Dr. Muhammad Masykur Wiratmo MSc, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi UGM, dan Ir. Totok Priyanto, MUP, Wakil Sekretaris Umum KAGAMA.
Jenazah Prof. Koesnadi Hardjasoemantri dimakamkan di Pemakaman Dosen Universitas Gadjah Mada di Sawitsari, Sleman.
Pada Mei 2007, ia dianugerahi Satya Lencana Sewaka Wiraya Roha oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas jasanya sebagai pejuang pendidikan dan pahlawan Kuliah Kerja Nyata[1].
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Comments
Post a Comment