Skip to main content

Posts

Showing posts from November 25, 2012

Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (Search Engine Optimization)

Awanzo Blogs Pengertiaan SEO (Search Engine Optimization) atau Kiat Belajar dan Pengenalan Dasar SE0.Pengertian, Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (search engine optimization/ Pengoptimalan mesin pencari). Tapi sebelum kita melangkah ke Tahap pengertian, saya kira tidak ada salahnya jika anda membaca kiat dalam belajar SEO. Apa tujuan saya untuk menulis Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (search engine optimization) ini ?, mungkin penjelasan berikut ini bisa menjadi jawaban yang saya rasa tepat untuk menulis Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (search engine optimization) ini. "Jika anda membaca sebuah buku, pastilah anda pernah melihat kata pengantar pada bagian awal buku yang didalamnya berisi tentang tujuan awal dari seorang penulis buku tersebut. Sekarang apa hubungannya dengan yang dimaksud Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (search engine optimization) yang saya buat ini ? Jawabannya, tujuan dari Kiat Belajar dan Pengenalan SEO (search engine optimization) dengan kata pengantar?

Teuku Jacob

Rektor Universitas Gadjah Mada ke-7 Masa jabatan 1981 – 1986 Didahului oleh     Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, MA Digantikan oleh     Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH,ML Informasi pribadi Lahir     6 Desember 1929 Bendera Belanda Peureulak, Aceh, Hindia Belanda (sekarang Indonesia) Meninggal     17 Oktober 2007 (umur 77) Bendera IndonesiaYogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia Alma mater     Universitas Utrecht (Ph.D.; 1967) Agama     Islam Prof. Dr. Teuku Jacob (lahir di Peureulak, Aceh Timur, 6 Desember 1929 – meninggal di Yogyakarta, 17 Oktober 2007 pada umur 77 tahun) adalah guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti berbagai fosil yang ditemukan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat menghebohkan kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal-usul Homo floresiensis. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasil

Omas Ihromi

Tapi Omas Ihromi (lahir di Pematangsiantar, 2 April 1930; umur 82 tahun) adalah seorang antropolog Indonesia. Omas, demikian panggilannya, lahir dari keluarga Simon Simatupang dan Mina Sibuea, sebagai anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya seorang pegawai kantor pos. Kehidupannya sekeluarga sederhana. Gaji yang diterima ayahnya setiap bulan selalu habis dikirim kepada Omas dan saudara-saudaranya yang belajar di Jawa. Tapi Omas masuk ke sekolah guru dan pernah mengajar di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun kemudian ia melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan selesai pada 1958. Karier Pada awal tahun 1960-an Tapi Omas mendapat kesempatan melanjutkan studinya di Universitas Cornell dan lulus dengan gelar M.A.. Pada saat yang bersamaan, suaminya, Ihromi, mengambil gelar M.A. di Universitas Harvard dalam bidang studi bahasa-bahasa Semit. Tapi Omas kemudian mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan kemudian be

Parsudi Suparlan

(lahir di Jakarta, 3 April 1938 – meninggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 22 November 2007 pada umur 69 tahun) adalah seorang antropolog Indonesia. Ia memiliki kepakaran dalam bidang antropologi perkotaan, kemiskinan perkotaan, dan multikulturalisme. Pendidikan S1 Antropologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia diselesaikannya pada tahun 1964. Pada tahun 1970 memperoleh kesempatan belajar di Universitas Illinois, Amerika Serikat, yang kemudian menyelesaikan MA pada tahun 1972 serta Ph.D dalam bidang Antropologi pada tahun 1976. Karier Pada tahun 1961, diangkat sebagai asisten dosen dari Prof. Harsya W. Bahtiar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan sebagai dosen tetap sejak tahun 1963. Kegiatan mengajar tetap dilakukan hingga wafatnya pada program S1, S2, S3 Antropologi FISIP UI; di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Program S2 dan S3 Ilmu Kepolisian, Universitas Indonesia; Program S2 Kajian Wilayah Amerika UI dan menjabat sebagai Ketua Program Kajia

Mochtar Naim

Lahir     25 Desember 1932 (umur 79) Belanda Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, Hindia Belanda Kebangsaan     Indonesia Pekerjaan     Atropolog, Sosiolog Mochtar Naim (lahir di Nagari Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 25 Desember 1932; umur 79 tahun) merupakan antropolog dan sosiolog Indonesia. Selain sebagai sosiolog ternama, Mochtar Naim tampil kemuka sebagai ahli Minangkabau. Dalam beberapa seminar dan tulisan-tulisannya, Mochtar kerap membagi budaya Nusantara kepada dua konsep aliran. Polarisasi budaya yang digambarkan Mochtar adalah konsep budaya yang bercirikan sentrifugal yang diwakili oleh budaya M (Minangkabau), berlawanan dengan konsep budaya sentripetal-sinkretis yang diwakili oleh budaya J (Jawa). Kehidupan Mochtar Naim lahir dalam keadaan sungsang. Ketika ia berusia lima tahun, ibunya meninggal saat melahirkan adiknya. Ayahnya yang merupakan seorang pedagang kecil, pergi menikah kembali. Dalam masa kecilnya itu, Mochtar diasuh keluarga ibunya yang berasal dari Banu

Grebeg Memetri Desa Wonosari

Grebeg Memetri Desa Wonosari Tahun 2009 sudah dimulai sejak tanggal 15 Agustus 2009 yang di isi dengan berbagai macam acara di antaranya :  jalan Sehat dengan memperebutkan berbagai macam door prize serta di iringi dengan orkes melayu Al - Hikmah dari Dusun Mesagi setelah itu pada malam harinya selain di meriahkan dengan pesta obor juga tidak ketinggalan pula ada parade banteng dari beberapa dusun ikut unjuk kebolehan setelah itu bertempat di panggung kehormatan di adakan atraksi pencak silat yang di ikuti oleh 7 dusun dan sebagai puncak acara panitia mendatangkan para pendekar dari Perguruan silat Teratai Putih yang sebagian besar merupakan anak muda dimana di antaranya ada yang pernah menjadi juara Nasional maupun di tingkat Dunia.Sedangkan acara pada tanggal 16 Agustus 2009 panitia menggelar acara berupa kesenian ujong yang di ikuti peserta dari berbagai desa di Kecamatan Tutur, tak lupa untuk mengiringi acara tersebut panitia juga mengelar acara berupa campur sari dengan ha

PROFIL SUKU TENGGER

KEADAAN GEOGRAFIS Luas daerah Tengger kurang lebih 40km dan utara ke selatan; 20-30 km dan timur ke barat, di atas ketinggian antara 1000m - 3675 m. Daerah Tengger teletak pada bagian dari empat kabupaten, yaitu : Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Tipe permukaan tanahnya bergunung-gunung dengan tebing-tebing yang curam. Kaldera Tengger adalah lautan pasir yang terluas, terletak pada ketinggian 2300 m, dengan panjang 5-10 km. Kawah Gunung Bromo, dengan ketinggian 2392 m, dan masih aktif .Di sebelah selatan menjulang puncak Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 m. WILAYAH ADAT Wilayah Adat Suku Tengger terbagi menjadi dua wilayah yaitu Sabrang Kulon (Brang Kulon diwakili oleh Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan )dan Sabrang Wetan ( Brang Wetan diwakili oleh Desa Ngadisari,Wanantara,Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo ). Perwakilan oleh Desa T osari dan tiga Desa tersebut mengacu pada Prosesi Pembukaan Upacara Karo yang sekaligus membukla Jhodang Wasia

Potential Tuberose flower district. Rembang - Pasuruan

The farmers in the District of Rembang, Pasuruan, East Java, regularly supplying tuberose flowers to Bali . "The tuberose flower growers in the district are routinely capable of supplying Rembang tuberose flowers to Bali many as 40,000 stems per day," said Chairman Gapoktan Tuberose Flower Rembang, Abdul Kodir. He explained that the supply for cities in East Java, such as Malang, Surabaya, to Banyuwangi, the number could be much more, up to 50,000 stems per day. While supply to Mataram and Makassar respectively 1000 and 500 stems stalks per day. Tuberose Flowers Gapoktan members in the Apex 80 people with an area of ​​352 hectares of arable land. Apex tuberose flower production is sold at prices between Rp.600, - to Rp 1,000, - per stem depending on size and type. Most of the farmer group union members Rembang Night Flower savory tuberose flower cultivated varieties Anteng Roro has become the hallmark of tuberose Rembang Pasuruan. However, local farmers

Nongkojajar as Fresh Milk Producers

Nongkojajar is one of the largest milk-producing region in the province jatim .   Nongkojajar is one of the largest milk-producing region in the province jatim . The majority of the population in this area is a farmer , Especially Dairy Cattle . though not one of their main livelihood , but almost all the inhabitants of this region have dairy cows . milk that is produced from the area Nongkojajar reached 5600 Lt / day . milk yield capacity of communities in local cooperatives and then in the sterilization process Coolling ( cooling) before it is sent to the dairy factories as netsle etc.. price of fresh milk from farmers in Nongkojajar Rp.2400/lt ranges . the price is still below the desired standard as breeders , given the cost of their care that the higher animals . Baca : Ragam Pasuruan Sumber : http:// [ agrotechtelecenter.blogspot.com]