Informasi pribadi
Lahir 1 September 1929
Bendera Belanda Tegal, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal 19 Juli 2011 (umur 81
Lahir 1 September 1929
Bendera Belanda Tegal, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal 19 Juli 2011 (umur 81
Indonesia Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Profesi Penulis, Sejarawan
Agama Kristen
Baca : Daftar Ilmuwan Indonesia
Adrian Bernard Lapian lahir di Tegal, 1 September 1929 – meninggal di Jakarta, 19 Juli 2011 pada umur 81 tahun atau lebih, dikenal dengan panggilan akrab Adri Lapian, sampai menjelang wafatnya adalah seorang sejarawan paling senior di Universitas Indonesia. Ia adalah angkatan pertama di jurusan Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) di UI. Ia lincah dalam pelbagai tema kajian sejarah, tetapi terutama sohor sebagai ahli sejarah maritim yang dengan disertasinya "Orang Laut - Bajak Laut - Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX" dianggap telah membuka lembaran baru dalam penulisan sajarah maritim dan sejarah kawasan di Indonesia.
Daftar isi
1 Latar belakang
2 Pendidikan
3 Karier
4 Karya
5 Penghargaan
6 Referensi
Latar belakangKebangsaan Indonesia
Profesi Penulis, Sejarawan
Agama Kristen
Baca : Daftar Ilmuwan Indonesia
Adrian Bernard Lapian lahir di Tegal, 1 September 1929 – meninggal di Jakarta, 19 Juli 2011 pada umur 81 tahun atau lebih, dikenal dengan panggilan akrab Adri Lapian, sampai menjelang wafatnya adalah seorang sejarawan paling senior di Universitas Indonesia. Ia adalah angkatan pertama di jurusan Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) di UI. Ia lincah dalam pelbagai tema kajian sejarah, tetapi terutama sohor sebagai ahli sejarah maritim yang dengan disertasinya "Orang Laut - Bajak Laut - Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX" dianggap telah membuka lembaran baru dalam penulisan sajarah maritim dan sejarah kawasan di Indonesia.
Daftar isi
1 Latar belakang
2 Pendidikan
3 Karier
4 Karya
5 Penghargaan
6 Referensi
Adrian Bernard Lapian lahir di Tegal, 1 September 1929. Dia putra sulung di antara enam anak dari pasangan Bernard Wilhelm (BW) Lapian dan Maria Adriana Pangkey. Ayahnya, B.W. Lapian, pada saat itu adalah anggota Minahasaraad (Dewan Minahasa), mewakili distrik kelahirannya, Kawangkoan.
Saat ayahnya mulai sibuk di Volksraad di Batavia, Adrian diasuh oleh kakek dari pihak ibunya, Aristarkus M. Pangkei – mantan guru sekolah guru di Kurangga, Tomohon yang dikenangnya sebagai “pendidik pertama kesadaran asketisme intelektual”.
PendidikanSaat ayahnya mulai sibuk di Volksraad di Batavia, Adrian diasuh oleh kakek dari pihak ibunya, Aristarkus M. Pangkei – mantan guru sekolah guru di Kurangga, Tomohon yang dikenangnya sebagai “pendidik pertama kesadaran asketisme intelektual”.
Louwerierschool (SD) di Tomohon, 1935-1942
Chugakko (SMP zaman Jepang) di Manado dan Kawangkoan, 1942-1945
MULO di Manado, 1946-1947
AMS di Tomohon, 1947-1950
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jurusan Sipil (kini ITB), 1950-1953, tak selesai
Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra UI, 1956-1961
Mendapatkan gelar doktorandus dari Universitas Indonesia pada tahun 1961.
Mendalami sejarah maritim di Universitas Leiden, Belanda, 1966.
Memperoleh gelar doktor dari UGM tahun 1987 dengan predikat cum laude, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Orang Laut - Bajak Laut - Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX”.
Karier
Pustakawan Biro Perancang Negara (kini Bappenas), awal 1950-an
Wartawan ”The Indonesian Observer”, 1954-1957
Kepala Seksi Sejarah Angkatan Laut dan Maritim, Markas Besar TNI Angkatan Laut, 1962-1965
Peneliti Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (kini LIPI), antara lain sebagai Kepala Puslitbang Kemasyarakatan dan Kebudayaan, 1957 sampai pensiun, 1994
Dosen dan pembimbing kandidat doktor UGM, UI, dan Universitas Sam Ratulangi
Guru besar luar biasa UI, 1992
Ahli Peneliti Utama LIPI, 1990-1994
KaryaChugakko (SMP zaman Jepang) di Manado dan Kawangkoan, 1942-1945
MULO di Manado, 1946-1947
AMS di Tomohon, 1947-1950
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jurusan Sipil (kini ITB), 1950-1953, tak selesai
Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra UI, 1956-1961
Mendapatkan gelar doktorandus dari Universitas Indonesia pada tahun 1961.
Mendalami sejarah maritim di Universitas Leiden, Belanda, 1966.
Memperoleh gelar doktor dari UGM tahun 1987 dengan predikat cum laude, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Orang Laut - Bajak Laut - Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX”.
Karier
Pustakawan Biro Perancang Negara (kini Bappenas), awal 1950-an
Wartawan ”The Indonesian Observer”, 1954-1957
Kepala Seksi Sejarah Angkatan Laut dan Maritim, Markas Besar TNI Angkatan Laut, 1962-1965
Peneliti Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (kini LIPI), antara lain sebagai Kepala Puslitbang Kemasyarakatan dan Kebudayaan, 1957 sampai pensiun, 1994
Dosen dan pembimbing kandidat doktor UGM, UI, dan Universitas Sam Ratulangi
Guru besar luar biasa UI, 1992
Ahli Peneliti Utama LIPI, 1990-1994
Orang Laut - Bajak Laut - Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX (disertasi)
Pelayaran dan Perniagaan Nusantara: Abad ke-16 dan 17 (2008)
For Better or Worse - Collected Essays on Indonesian-Dutch Encounters (2010)
PenghargaanPelayaran dan Perniagaan Nusantara: Abad ke-16 dan 17 (2008)
For Better or Worse - Collected Essays on Indonesian-Dutch Encounters (2010)
Bintang Jasa Utama, dari Pemerintah Indonesia, 2002
Anugerah Habibie (Habibie Award) bidang Ilmu Budaya, dari Habibie Center, 2010
Sejarawan Utama, dari Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2011
Achmad Bakrie Award untuk Pemikiran Sosial, dari Freedom Institute, 2011
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anugerah Habibie (Habibie Award) bidang Ilmu Budaya, dari Habibie Center, 2010
Sejarawan Utama, dari Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2011
Achmad Bakrie Award untuk Pemikiran Sosial, dari Freedom Institute, 2011
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Comments
Post a Comment