Skip to main content

Kang Biauw Tjwan

Dr. Kang Biauw Tjwan

Kang Biauw Tjwan (lahir di Kota Batu, Kabupaten Malang, 11 Januari 1932 – meninggal di Boston, Amerika Serikat, 2 Februari 2008 pada umur 76 tahun) adalah seorang ilmuwan tanah, agronomi, dan agroforestri. Dr. Kang terkenal sebagai pelopor sistem budidaya lorong (alley cropping) di negara tropis.

Ia mendapat gelar insinyur dalam kesuburan tanah di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1958. Ia kemudian kerja sebagai asisten dosen Prof. Go Ban Hong. Ia melanjutkan studinya di tingkat doktoral dan mendapat gelar PhD in Agronomy dari Universitas Purdue, di Purdue, Indiana, Amerika Serikat dari 1959 sampai 1962. Disertasinya berjudul: The reactions and tolerance mechanisms of partial root systems of corn seedlings to high salt concentrations in liquid and solid media di bawah bimbingan Prof. A.J. Ohlrogge. Setelah tamat, ia kembali menjabat sebagai dosen kesuburan tanah di IPB sampai 1965.

Selama di Indonesia, ia juga menjabat sebagai penasehat teknis untuk U.S. Agency for International Development (USAID) di Indonesia. Bersama Dr. H.F. Massey dari University of Kentucky dan Dr. S. Effendi, melalukan percobaan kesuburan tanah dan rekomendasi pemupukan untuk produksi jagung. Dia juga merupakan penasehat dalam program intensifikasi beras di Indonesia.

Pasca 1965 ia meninggalkan Indonesia, tahun 1966, bekerja untuk Food and Agricultural Organization (FAO) sebagai Profesor Tanah Tropis di University of Liberia di Monrovia. Sejak tahun 1969 ia menjabat posisi sebagai Principal Soil Scientist and Agroforester di International Institute of Tropical Agriculture (IITA) di Ibadan, Nigeria selama lebih dari 20 tahun.

Dr. Kang berjasa dalam mengembangkan sistem budidaya atau pola tanam lorong (alley cropping) sebagai alternatif dari pertanian tebang dan bakar (slash-and-burn). Alley cropping merupakan sistem budidaya di mana tanaman pangan ditanam di lorong di antara pohon atau semak/ rumput pagar atau kombinasi keduanya. Sistem pertanian ini membentuk lorong-lorong di antara pohon/ tanaman pagar, lorong tersebut dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman panagn seperti palawija dan hortikultura. Sistem ini memberikan kesuburan tanah seperti penambahan bahan organik darai pohon.

Dr. Kang juga mengembangkan agroforestri Arboreta pertama di benua Afrika tropis. Ia menulis lebih dari 170 publikasi ilmiah dalam bidang ilmu tanah dan agroforestri. Dalam karier profesionalnya, ia memberikan ceramah di berbagai universitas dan institut penelitian di dunia.

Dr. Kang menerima penghargaan Swedish Innovations for Development Association Honourable Mention di Swedia tahun 1990 atas berhasilnya menerapkan sistem budidaya lorong (alley cropping) di Nigeria, Filipina, and Indonesia. Penghargaan tersebut menyebutkan: "Dr.Kang telah berhasil menerapkan sistem pengolahan tanah yang permanen dan berkesinambungan, walaupun kerapatan populasi meningkat."

Ia juga mendapatkan penghargaan International Soil Science Award dari Soil Science Society of America tahun 1995. Selain penghargaan profesional, ia juga mendapatkan penghargaan berupa gelar Babaleye Agbe dari desa Alabata di Nigeria atas kontribusi dalam perkembangan pertainian.

Setelah pensiun, ia menetap di Haverhill, Amerika Serikat. Selain tetap mengikuti perkembangan ilmiah, ia mengembangkan hobinya dalam ukiran kayu.

Dr. Kang meninggal pada 2 Februari 2008 pada usia 76 tahun, di Massachusetts General Hospital, Boston.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Comments

Popular posts from this blog

Navigate Interesting Bromo

Gunung Bromo adalah pemandangan tempat wisata utama di Jawa Timur yang dapat dilihat dari puncak Gunung Penanjakan yang memiliki ketinggian 2.774 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi kisaran Tengger atas. Para pengunjung dapat melihat matahari terbit yang indah, laut pasir dan pemandangan Gunung Bromo. Gunung Bromo bisa diakses dari Malang dan Surabaya hanya hanya 95 km. Selain itu, kita dapat melihat keunikan tradisi masyarakat Tengger, yang memiliki pekerjaan bersama dalam budaya Tengger kegiatan ritual masih ada seperti Kasada, Karo, Unan-unan, Entas-entas, dan Purnama Tilem. Jika pengunjung pergi ke sana, mereka akan menemukan panorama spektakuler di sepanjang jalan mereka, dilengkapi dengan udara segar dan jalan berliku-liku hily. Its diakses dari Pasuruan melalui Wonokitri - Tosari Bromo telah dikenal oleh semua pengunjung dunia. Mereka datang ke Bromo untuk menyaksikan matahari terbit. Pengunjung juga dapat melihat ke bawah ke kawah yang penuh asap,...

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, ...

suku tengger di Desa Wonokitri

Mengantar Roh Menghadap Hyang Widi Hong wilaheng mangkudaya jagad dewa bathara eyang jagad pramudita ingkang miwiti, ndugiaken kajate saking bapak Sudarmiko kang sedekah ngentas dateng siti dermaipun ……… . Itulah sepenggal bacaan mantra yang diucapkan sang dukun Suku Tengger, Supayadi, ketika acara hajatan entas-entas dari keluarga Sudarmiko alias Ikok, di Balai Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Ya, sang dukun antara lain bertugas sebagai pengantar upacara adat, termasuk entas-entas. Sebagai pengantar upacara adat, sang dukun tidak digaji, tetapi ia menerima dari masyarakat secara sukarela. Entas-entas adalah sebuah acara adat untuk mengentas leluhur yang sudah meninggal. Di acara tersebut rangkaiannya antara lain rakan tawang, mohon ijin kepada yang akan ditempati. Kedua, merniti (menghitung leluhur yang akan diswargakan atau yang akan dientas). Esok dilanjutkan ngelukat sebagai acara puncak atau pembersihan leluhur. Di tengah-tengah membacakan mantranya, ...