Skip to main content

Prof. Dr. Priguna Sidharta

Prof. Dr. Priguna Sidharta (lahir di Losarang, Indramayu, 18 Desember 1924 – meninggal di Jakarta, 3 Juli 2003 pada umur 78 tahun), terlahir dengan nama Sie Pek Giok, adalah seorang neurolog Indonesia. Priguna dilahirkan di Losarang, sebuah kota kecil dekat Indramayu dalam sebuah keluarga sederhana sebagai anak sulung dari 7 bersaudara. Karena kesulitan keuangan, keluarganya pernah menunggak bayaran kepada seorang dokter. Ia mengetahui hal itu ketika kebetulan mendengar pembicaraan orangtuanya. Pengalaman itu membuat ia bertekad untuk tidak memaksa pasien yang tak mampu untuk membayar jasanya sebagai dokter kelak.
Pendidikan
Priguna memulai pendidikannya di Hollands Chinese Zending School, di Indramajoe dan selesai pada 1938. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Hollands Inlandse Kweekschool, di Soerakarta (1941) kemudian pindah ke Djakarta dan menyelesaikan studinya di HBS, di Djakarta dan selesai pada tahun 1947.
Priguna hanya melewatkan satu tahun masa pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 1949 ia berangkat ke Belanda dan di sana ia menyelesaikan studinya di Fak. Kedokteran Rijks Universiteit Leiden. Pada tahun 1956 ia memperoleh gelar doktor dengan predikat cum laude dalam bidang neurologi. Disertasinya berjudul Localization of Fibre Systems within the White Matter of the Medulla Oblongata and the Cervical Cord in Man.
Selama tiga tahun berikutnya ia bekerja di alma maternya. Ia menjabat sebagai asisten ahli di Bagian Neuroanatomi dan Neurologi, lalu menjadi Asisten Laboratorium Ludah Academisch Ziekenhuis Leiden (1953), Asisten ahli di Bagian Neuroanatomi Rijks Universiteit, Leiden (1954-1958) dan akhirnya menjadi Penjabat Kepala Neuropatologi di sekolah yang sama hingga 1958.
Bertugas kembali ke Indonesia
Pada tahun 1959 Priguna kembali ke Indonesia dan bertugas di Fak. Kedokteran UI mula-mula sebagai Lektor muda (1959), lalu - Lektor (1962) dan Lektor kepala FK UI (1965). Pada tahun 1968-1970 ia menjadi Senior Lecturer di Universitas Malaysia, Kuala Lumpur. Pada tahun 1975 hingga akhir hayatnya ia menjaadi Lektor kepala FK Unika (Universitas Katolik Atmajaya), Jakarta.
Di luar pendidikannya dari tingkat sarjana hingga memperoleh gelar doktor, Sidharta juga mendapatkan brevet neurologi dari FK UI pada 1958 dan pernah mengikuti pendidikan di Institut Neurologis Monteral di Kanada (1963)
Dianggap tidak etis
Sidharta adalah seorang dokter yang kritis terhadap pemberian dan penggunaan obat-obatan oleh para dokter kepada pasien mereka. Ia pernah menulis bahwa di Indonesia - pada waktu itu - beredar 7.000 jenis obat, yang merek dagangnya sering kali mirip. Bila dokter mengenal obat, itu berarti ia harus tahu nama generik dan nama dagangnya, khasiatnya, cara penyerapannya oleh tubuh, metabolisasinya, dll. Mengenal dan mengetahui 300 jenis obat saja sudah hebat, katanya. Namun banyak dokter Indonesia ternyata hanya mengenal nama obat, namun tidak mengenal komponennya. Ia pernah mengutip Voltaire dengan berkata, "Para dokter menjejalkan obat-obat yang sedikit dikenalnya, untuk penyakit yang kurang dikenalnya, kepada manusia yang sama sekali tidak dikenalnya."
Keluarga
Priguna Sidharta menikah dengan Myra Sidharta, seorang psikolog yang juga banyak mengamati masalah Tionghoa dan sastra Tionghoa di Indonesia. Mereka dikaruniai tiga orang anak, Sylvia Sidharta, Julie Sidharta, dan Amir Sidharta, seorang kurator museum yang kini bergiat dalam lelang karya seni. Sidharta menulis otobiografinya yang berjudul "Seorang Dokter dari Losarang: Sebuah Otobiografi Priguna Sidharta" yang diterbitkan oleh PT Temprint.
Kematian
Priguna Sidharta meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 3 Juli 2003.
Buku
    * Seorang Dokter dari Losarang: Sebuah Otobiografi Priguna Sidharta, PT Temprint
    * Neurologi Klinis Dasar (bersama Dr. Mahar Mardjono)
    * Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi
    * Encok-Rematik, Gaya Favorit Press, Jakarta, 1983
    * Kembali Hidup dengan Cacat (akibat stroke), PT Gaya Favorit Press, 1982
    * Sawan Ayan (PT Gaya Favorit Press, 1981).
    * Ketegangan dan Akibatnya, Gaya Favorit Press, 1981
    * Tekanan Darah Tinggi, Gaya Favorit Press, Jakarta, 1981
    * Neurologi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, 1979
    * Pengobatan Penyakit Saraf (PT Dian Rakyat, 1968)

Comments

Popular posts from this blog

Cara mengatur custom template blogger kita

Oke kali ini saya akan mempostingkan caranya mengatur google+ pada blogger kita ...okehlah langkah-langkahnya yaitu : 1. Buka Dulu Blogger login dulu bro lewat blogger seperti biasa yang ingin kamu ikuti contoh blogavel 2.setelah masuk akun blogger kamu selanjutnya kamu klik Template terus klik Customize kayak gambar dibawah ini 3. maka selanjutnya klik Templates lalu pilih jenis templatenya setelah itu klik Apply to blog terus view blog . kayak gambar dibawah ini 4. lalu selanjutnya atur warna backgroung blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini: 5. lalu selanjutnya atur adjust widths dengan cara mengeser scroll horisontal blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini: 6. lalu selanjutnya atur Layout blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini:   7. lalu selanjutnya atur Advanced blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini:

Karlina Supelli

Artikel biografi tokoh yang masih hidup ini tidak memiliki referensi atau sumber. Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber terpercaya. Hal-hal mengenai tokoh yang masih hidup tetapi tidak memiliki referensi atau sumber yang memadai harus segera dihapus. Temukan sumber: (Karlina Supelli – berita, buku, cendekia) Karlina Rohima Supelli atau lebih dikenal sebagai Karlina Supelli (lahir di Jakarta, 15 Januari 1958; umur 54 tahun) adalah salah satu filsuf perempuan Indonesia. Karlina menempuh pendidikan sarjananya di bidang astronomi, ITB. Karlina memiliki minat yang dalam terhadap fisika, matematika dan metafisika. Selain itu ia juga memiliki perhatian akan isu-isu kemanusiaan. Pada 19 Februari 1998, ia memimpin demonstrasi bersama Aktivis Suara Ibu Peduli menuntut turunnya harga susu. Karier akademisinya selanjutnya dicurahkan untuk Ilmu Filsafat. Karlina memperolah gelar Doktor dari Universitas Indonesia dengan Disertasi: Wajah-Wajah Alam Semesta, Suatu Kosmologi Empiris K

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky