Skip to main content

YAMAN TERJAJAH

Telah kita bayangkan di atas, bahwa kesuburan dan kemakmuran negeri Yaman, mnyebabkan dua kerajaan imperialis besar di waktu itu, yaitu Kerajaan Persia dan Romawi, berlomba-lomba untuk menguasainya. Ada lagi sebab yang langsung yang mengakibatkan negeri Yaman menjadi mangsa negara Imperialis, yaitu peergolakan agama yang terjadi di negeri itu.
Seorang raja Yaman, yaitu Zu Nuas, menganut agama Yahudi. Tindakannya itu diikuti oleh sementara kaumnya. Di Najran yaitu bagian utara Yaman tersiar agama Masehi. Zu Nuas merasa khawatir kalau-kalau pengaruh Kerajaan Romawi dan Habsyl akan menjalar ke Yaman dengan perantaraan agama Masehi, apabila negeri Yaman di waktu itu (abad ke V Masehi) sedang mengalami masa kelemahannya.
Maka Zu Nuas memerintahkan kepada penduduk Najran supaya memilih antara dua, yaitu menganut agama Yahudi atau dibunuh mati. Penduduk Najran bertekad biar dibunuh mati dari pada menukar agama mereka dengan agama Yahudi. Maka diperintahkanlah oleh Zus Nuas menggali sebuah parit. Penduduk Najran dibunuh dan dibakar oleh Zu Nuas didalam parit itu.
Ada seorang dari mereka yang dapat melarikan diri. Orang ini pergi ke negeri Habsyl (Ettipia). Kepada Negus yang juga menganut agama Masehi, dimintanya supaya menuntutkan bela kaum Masehi, yang dibunuh dan dibakar hidup-hidup oleh Zu Nuas.
Untuk ini, Kerajaan Habsyl bekerja sama dengan Kerajaan Romawi. Kerajaan Romawi menyediakan kapal-kapal yang diperlukan dan Kerajaan Habsyl menyediakan bala tentara.
Kemudian mereka menyerang negeri Yaman. Penyerangan-penyerangan menang,dan Zu Nuas menderita kekalahan. Kemudian dipacunya kudanya ke laut dan karamlah dia di dalam laut itu.
Dengan demikian jatuhlah negeri Yaman ke bawah kekuasaan Habsyl.
Panglima balatentara Habsyl bernama Aryath, dan pembantunya bernama Abrahah. Aryathdibunuhnya dan dengan demikian berpindahlah kekuasaan ke tangan Abrahah. Sesudah Abrahah meninggal kekuasaan dipegang oleh anaknya yang bernama Yaksum, kemudian oleh Masruq.
Kerajaan Persia tiadalah bersenang hati melihatkan negeri Yaman dijajah oleh bangsa Habsyl dan Romawi itu. Akhirnya datanglah kesempatan baginya untuk campur tangan. Yaitu dikala salah seorang dari keturunan raja-raja Himyar namanya Saif bin ibnu Zi Yazin lari ke Persia, untuk meminta pertolongan mengeluarkan bangsa Habsyl dari Yaman. Permintaan itu diperkenankan oleh Kisra (raja) Persia. Dikiriminya balatentara ke Yaman. Balatentara Persia ini berhasil melepaskan Yaman dari penjajahan bangsa Habsyl. Kemudian kedudukan bangsa Habsyl di Yaman digantikan oleh bangsa Persia. Mereka mengambil alih kekuasaan bangsa Habsyl, sesudah Saif ibnu Yasin mati terbunuh, dan mereka kuasailah sepenuhnya negeri Yaman itu.
Kisra mengangkat seorang Gubernur untuk memerintah di Yaman atas namanya.

Di kala Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, 

Gubernur di Yaman ialah Bazan. Dia hanya berpengaruh atas Yaman saja. Banyak daerah-daerah yang lain di Yaman tiada dipengaruhinya, hanya tetap mempunyai raja-raja atau kepala-kepala dari bangsa Arab. Nabi Muhammad SAW menyeru Bazan untuk menganut agama Islam, maka dianutnyalah agama ini.

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, Bogor Selatan. Sejak tahun 1980, Alda dan orangtuanya tinggal di rumah tersebut.  Karier Ia menjadi populer melalui lagu Aku Tak B

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky

Damayanti Rusli Sjarif

Lahir     30 Januari 1959 (umur 53)Indonesia Padang, Sumatera Barat, Indonesia Kebangsaan     Indonesia Pekerjaan     Dokter Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), (lahir di Padang, Sumatera Barat, 30 Januari 1959; umur 53 tahun) adalah pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini Damayanti berprofesi sebagai dokter spesialis anak pada Bagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Anak FKUI/RSCM Jakarta. Saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Damayanti pernah menjadi pelajar teladan tingkat SMP se-Kodya Bandung dan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1974. Begitu pula setelah tamat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1983, Damayanti ditugaskan di sebuah puskesmas daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena kesungguhannya dalam bertugas, wanita pencinta buku ini meraih penghargaan sebagai dokter teladan puskesmas. Setelah bertugas di daerah, Damayanti melanjutkan studinya dengan mengamb