Skip to main content

ILMU BUMI JAZIRAH ARAB

Jazirarah dalam bahasa Arab berarti pulau, jadi "Jazirah Arab" berarti "Pulau Arab".

Oleh bangsa Arab tanah air mereka disebut jazirah, kendati pun hanya dari tiga dari tiga jurusan saja dibatasi oleh laut. Yang demikian itu adalah secara majas (tidak sebenarnya).
Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu "Shibhul jazirah" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Semenanjung".
Kalau diperhatikan kelihatanlah bahwa Jazirah Arab itu berbentuk empat persegi panjang, yang sisi-sisinya tiada sejajar.
Di sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, disebelah selatan dengan Lautan Hindia, di sebelah timur dengan Teluk Arab (dahulu namanya Teluk Persia) dan di sebelah utara dengan Gurun Irak dan Gurun Syam (Gurun Siria). Panjangnya 1000 Km lebih, dan lebarnya kira-kira 1000 Km.
Bila salah seorang dari warganya, atau dari pengikut-pengikutnya dianiaya orang atau dilanggar haknya, maka menjadi kewajiban atas kabilah atau suku itu menuntut bela.
Oleh karena itu, maka acap kalilah terjadi peperangan-peperangan antara suku dengan suku yang lain. Peperangan-peperangan ini kadang-kadang berterusan sampai beberapa turunan (Ajjamul Arab fil Djahiliah oleh al ustadz Djada’l Maula cs).
Untuk memuliakan dan menghormati Ka’bah yang didatangi oleh bangsa Arab dari segenap penjuru guna mengerjakan haji dan umrah, maka dilaranglah berperang atau melancarkan penyerangan-penyerangan pada beberapa bulan dalam setahun, yaitu pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram (pada bulan-bulan tersebut mereka mengerjakan haji) dan Rajab (dibulan ini mereka mengerjakan umrah).
Akan tetapi kadang-kadang amat berat oleh penduduk padang pasir menghentikan peperangandalam masa tigabulan berturut-turut, oleh karena itu kadang-kadang bulan Muharram itu mereka tukar dengan Safar, maka mereka bolehkanlah berperang dibulan Muharram dan mereka larang dibulan Safar; tindakan ini mereka namai "an nasi" (pengunduran).

Orang Arab penduduk padang pasir pemberani-pemberani. Berani berarti suatu sifat yang amat menonjol pada mereka. Keberanian ini ditimbulkan oleh keadaan mereka yang sebagai dituturkan oleh Ibnu Khaldun (Al Muqaddimah, 125).

"Mereka selamanya harus membawa senjata. Dan sering sendirian di pesawangan atau di padang pasir. Tak ada yang akan melindungi di waktu itu, hanyalah keberanian mereka sendiri".

Oleh karena penghidupan di padang pasir serba sulit, tidak sebagai di negeri-negeri, maka bangsa Arab penduduk padang pasir selalu menggangu dan menyerang penduduk negeri. Sebab itu penduduk padang pasir dipandang sebagai orang-orang biadab yang tidak dapat ditaklukkan atau dikuasai oleh penduduk negeri (Al Muqaddimah: 121).

Sifat-sifat padang pasir dan penduduknya sebagai disebutkan diatas, menyebabkan keadaan bagian tengah - yakni bagian dalam dari Jazirah Arab itu – tidak dikenal oleh kaum pelancong dan penulis-penulis. Diwaktu agama Islam datang dan telah tersiar di segenap penjuru Jazirah Arab, mulailah penduduk padang pasir berdatangan ke kota-kota; maka diceritakan merekalah peri-kehidupan di padang pasir itu.
Ciri-ciri padang pasir sebagai disebutkan di atas, menyebabkan penduduk padang pasir itu terhindar dari penjajahan.
Bangsa Badui telah pernah memegang peranan penting dalam melancarkan perniagaan dunia, yaitu sebelum Terusan Suez digali. Laut Merah di waktu itu belum dipakai untuk pelayaran, karena banyak berpulau-pulau. Maka kaum Badui penduduk gurun itulah yang bekerja memperhubungkan perniagaan antara benua Asia dan benua Eropa dengan melalui Jazirah Arab. Lin-lin perniagaan telah mereka atur dengan rapih dan seksama.
Sistem pemerintahan pada bangsa Badui itu ialah sistem bersuku-suku. Msing-masing suku memilih seorang kepala yang akan mereka ikuti. Yang dipilih menjadi kepala suatu suku ialah orang yang mempunyai sifat-sifat yang amat dimuliakan oleh bangsa Arab, yaitu: pemberani, pemurah, dan penyantun.
Akan tetapi kepala itu tidaklah selamanya ditaati mereka, karena telah menjadi sifat juga bagi kaum Bdui, suka bebasdan merdeka dalam arti kata yang luas.
Seorang Badui acapkali memberontak terhadap suatu keputusan yang dikeluarkan oleh seorang kepala terhadpanya. Maka ditinggalkannyalah kabilahnya, lalu melarikan diri, agar dia tetap dalam kemerdekaannya. Dalam keadaan yang semacam itu, kabilahnya tidaklah kuasa berbuat sesuatu untuk menundukannya.

NEGERI-NEGERI :

 

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, Bogor Selatan. Sejak tahun 1980, Alda dan orangtuanya tinggal di rumah tersebut.  Karier Ia menjadi populer melalui lagu Aku Tak B

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky

Damayanti Rusli Sjarif

Lahir     30 Januari 1959 (umur 53)Indonesia Padang, Sumatera Barat, Indonesia Kebangsaan     Indonesia Pekerjaan     Dokter Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), (lahir di Padang, Sumatera Barat, 30 Januari 1959; umur 53 tahun) adalah pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini Damayanti berprofesi sebagai dokter spesialis anak pada Bagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Anak FKUI/RSCM Jakarta. Saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Damayanti pernah menjadi pelajar teladan tingkat SMP se-Kodya Bandung dan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1974. Begitu pula setelah tamat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1983, Damayanti ditugaskan di sebuah puskesmas daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena kesungguhannya dalam bertugas, wanita pencinta buku ini meraih penghargaan sebagai dokter teladan puskesmas. Setelah bertugas di daerah, Damayanti melanjutkan studinya dengan mengamb