Prof. Dr. H. Edi Suhardi Ekadjati
(lahir di Kuningan, Jawa Barat, 25 Maret 1945 – meninggal 1 Juni 2006 pada umur 61 tahun) adalah seorang sejarawan asal Indonesia. Ia dikenal sebagai pakar naskah Sunda Kuno. Terakhir ia bekerja sebagai Guru Besar dan dosen Fakultas Sastra Universitas Padjajaran serta Ketua Pusat Studi Sunda.
Ekadjati meraih gelar sarjana dari Universitas Padjadjaran pada Jurusan Sejarah Fakultas Sastra (1964-1971) dan gelar doktor dari Universitas Indonesia pada Program Studi Filologi (1976-1979). Ekadjati juga pernah mengikuti studi lanjutan tentang filologi untuk penelitian sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Leiden (1974-1975) dan pernah menjadi Guru Besar Tamu pada Research Institute for Language and Cultures of Asia and Africa di Tokyo University of Foreign Studies, Jepang. Saat tinggal di Jepang pada tahun 2002, ia melakukan penelitian tentang kebudayaan Sunda pada zaman Kerajaan Pajajaran. Ekadjati dikenal pula sebagai salah seorang pendiri Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Caraka Sundanologi bersama sejumlah pakar lainnya.
Ia pernah menerima sejumlah penghargaan, di antaranya Satyalencana Karya Sastra 20 Tahun (1998) dari Presiden Indonesia, Satya Karya Bhakti 15 Tahun (1996), dan Adhitya Tridharma Nugraha sebagai Dosen Teladan Tingkat Nasional Tahun 1982.
Ekadjati meninggalkan seorang istri, Hj. Utin Nurhusna, dan empat orang anak.
Ekadjati meraih gelar sarjana dari Universitas Padjadjaran pada Jurusan Sejarah Fakultas Sastra (1964-1971) dan gelar doktor dari Universitas Indonesia pada Program Studi Filologi (1976-1979). Ekadjati juga pernah mengikuti studi lanjutan tentang filologi untuk penelitian sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Leiden (1974-1975) dan pernah menjadi Guru Besar Tamu pada Research Institute for Language and Cultures of Asia and Africa di Tokyo University of Foreign Studies, Jepang. Saat tinggal di Jepang pada tahun 2002, ia melakukan penelitian tentang kebudayaan Sunda pada zaman Kerajaan Pajajaran. Ekadjati dikenal pula sebagai salah seorang pendiri Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Caraka Sundanologi bersama sejumlah pakar lainnya.
Ia pernah menerima sejumlah penghargaan, di antaranya Satyalencana Karya Sastra 20 Tahun (1998) dari Presiden Indonesia, Satya Karya Bhakti 15 Tahun (1996), dan Adhitya Tridharma Nugraha sebagai Dosen Teladan Tingkat Nasional Tahun 1982.
Ekadjati meninggalkan seorang istri, Hj. Utin Nurhusna, dan empat orang anak.
Comments
Post a Comment