Skip to main content

Tradition ruwat deso

Biting the annual tradition hamlets

villages Seloliman, Trawas, Mojokerto be Ruwat Jalatunda source, this time disemarakkan with cultural Cultural Dialogue with Taufik Rahzen (Jakarta) and archaeologist Dwi Cahyono (Malang), as well as the Village Film Festival. Patirtan temple rituals were held today Jalatunda Sunday, December 4, 2011, starting at 08:30 until finish. While the Village Film Festival was held on December 1 to 3 at night in the yard Biting Head Hamlet.
Ruwat source begins by taking water in a jug of 33 springs in the village
Biting, which will be combined with the water from the temple Patirtan amrta Jalatunda. Dozens of villagers will bring the cone and food in a procession to Jalatunda, accompanied by art Bantengan. Other arts are also presented Pencak Silat, Edge, Mark and Macapatan.
By Ali Usman, chairman of the committee Ritual Suro, the event is usually held in the first week Suro coincide with Sunday. The tradition itself is the source ruwat decades made public Biting hamlet, but only the last four years is done with vibrant, art and equipped with a dish of water uptake in 33 springs in the village Biting. And this was the first annual event was also enlivened by the Cultural Dialogue with national speakers and Rural Film Festival, held from 3 days before the summit.

Taufik Rahzen, humanists from Jakarta, as a speaker, is known as the cultural thinkers and doers who have had experience in various countries. While Dwi Cahyono is an archaeologist from the State University of Malang, is a cultural activist who is very concerned with a variety of cultural activities held the villagers. Dwi Cahyono will be talking about "water as a component of the ecology and conservation of aquatic culture review". While Taufik Rahzen will speak from the scope of the macro. This workshop will be led by moderator Henri Nurcahyo. While the village itself Film Festival is screening films on the countryside, which is done in step on the screen, starting at 19.00 to finish, starting on Thursday (1/12) to Saturday (3/12). Meanwhile, on Sunday night (4/12) Puppet show was held at the same place as the mastermind of the village Seloliman Purwanto.

To reach the location of the event, can be reached through the Surabaya-Porong-Japanan-Watukosek-Ngoro Industrial-directly to the north (turn left) towards the temple Jalatunda, Seloliman. From the direction of Mojokerto, via Kirkcaldy, directions to Ngoro, Kembangan village (before Ngoro), directly to the north (turn right) to Jalatunda. From Malang, it could take the path Pandaan-Prigen-Trawas-Seloliman, Jalatunda. Or Pandaan-Japanan-Watukosek-Ngoro-Jalatunda.
Baca : Ragam Pasuruan

Comments

Popular posts from this blog

Navigate Interesting Bromo

Gunung Bromo adalah pemandangan tempat wisata utama di Jawa Timur yang dapat dilihat dari puncak Gunung Penanjakan yang memiliki ketinggian 2.774 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi kisaran Tengger atas. Para pengunjung dapat melihat matahari terbit yang indah, laut pasir dan pemandangan Gunung Bromo. Gunung Bromo bisa diakses dari Malang dan Surabaya hanya hanya 95 km. Selain itu, kita dapat melihat keunikan tradisi masyarakat Tengger, yang memiliki pekerjaan bersama dalam budaya Tengger kegiatan ritual masih ada seperti Kasada, Karo, Unan-unan, Entas-entas, dan Purnama Tilem. Jika pengunjung pergi ke sana, mereka akan menemukan panorama spektakuler di sepanjang jalan mereka, dilengkapi dengan udara segar dan jalan berliku-liku hily. Its diakses dari Pasuruan melalui Wonokitri - Tosari Bromo telah dikenal oleh semua pengunjung dunia. Mereka datang ke Bromo untuk menyaksikan matahari terbit. Pengunjung juga dapat melihat ke bawah ke kawah yang penuh asap,...

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, ...

suku tengger di Desa Wonokitri

Mengantar Roh Menghadap Hyang Widi Hong wilaheng mangkudaya jagad dewa bathara eyang jagad pramudita ingkang miwiti, ndugiaken kajate saking bapak Sudarmiko kang sedekah ngentas dateng siti dermaipun ……… . Itulah sepenggal bacaan mantra yang diucapkan sang dukun Suku Tengger, Supayadi, ketika acara hajatan entas-entas dari keluarga Sudarmiko alias Ikok, di Balai Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Ya, sang dukun antara lain bertugas sebagai pengantar upacara adat, termasuk entas-entas. Sebagai pengantar upacara adat, sang dukun tidak digaji, tetapi ia menerima dari masyarakat secara sukarela. Entas-entas adalah sebuah acara adat untuk mengentas leluhur yang sudah meninggal. Di acara tersebut rangkaiannya antara lain rakan tawang, mohon ijin kepada yang akan ditempati. Kedua, merniti (menghitung leluhur yang akan diswargakan atau yang akan dientas). Esok dilanjutkan ngelukat sebagai acara puncak atau pembersihan leluhur. Di tengah-tengah membacakan mantranya, ...