Skip to main content

Teuku Jacob

Rektor Universitas Gadjah Mada ke-7
Masa jabatan
1981 – 1986
Didahului oleh     Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, MA
Digantikan oleh     Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH,ML
Informasi pribadi
Lahir     6 Desember 1929
Bendera Belanda Peureulak, Aceh, Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
Meninggal     17 Oktober 2007 (umur 77)
Bendera IndonesiaYogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Alma mater     Universitas Utrecht (Ph.D.; 1967)
Agama     Islam
Prof. Dr. Teuku Jacob (lahir di Peureulak, Aceh Timur, 6 Desember 1929 – meninggal di Yogyakarta, 17 Oktober 2007 pada umur 77 tahun) adalah guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti berbagai fosil yang ditemukan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat menghebohkan kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal-usul Homo floresiensis. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai surat kabar, dan jurnal.
Kehidupan
Prof. Dr. Teuku Jacob ialah putra bungsu dari tiga bersaudara, anak dari Teuku Sulaiman, Jacob tamat SMA di Banda Aceh, 1949 dan Lulus FK UGM, 1956, kemudian ia belajar di Universitas Amerika, Washington DC, tetapi mengambil gelar doktor di Rijksuniversiteit, Utrecht, Negeri Belanda, 1970. Di dua perguruan tinggi ini, Jacob dibimbing dua arkeolog ternama yakni Prof. Dr. W. Montague Cobb, dan Prof. Dr. G.H.R. Koenigswald.
Gagasannya di bidang pendidikan terasa orisinil. Misalnya, ia pernah melempar gagasan untuk menerima lulusan SMA IPS di fakultas kedokteran. Ia juga gusar melihat sebagian besar insinyur bekerja di kota. ‘’Kalau dokter bisa menjadi dokter Inpres, mengapa insinyur tidak,’’ katanya.Tetapi, memenuhi harapan Menteri P & K untuk mencetak kader penerus kegiatan bidang ilmu yang digelutinya, ia malah merasa sulit. Orang tidak banyak tertarik bidang ini karena hasilnya tidak langsung dirasakan. Lagi pula, bidang ini erat berkaitan dengan antardisiplin: ilmu kedokteran, biologi, kedokteran gigi, arkeologi, dan antropologi budaya. ‘’Menyiapkan program pendidikannya pun menjadi susah,’’ ujarnya.
Di beberapa negara, Jacob tercatat sebagai anggota sejumlah perkumpulan. Ia juga menulis beberapa karya. Jacob menolak anggapan para ahli Barat bahwa manusia purba di kawasan Sangiran, Solo, bertradisi mengayau — memenggal kepala lalu memakan otak sesamanya. Ia menyatakan, ‘’Temuan-temuan tengkorak Sangiran umumnya sudah tidak bertulang dasar, rusak karena lemah. Lagi pula, manusia purba cukup bekerja dua jam untuk makan sepanjang hari, sehingga rangsangan untuk membunuh menjadi berkurang.’’
Menikah dengan Nuraini, Jacob dikaruniai seorang anak wanita. Kegemarannya cuma membaca. Bila bepergian, ia sering membawa banyak kopor. Bukan pakaian, melainkan tulang belulang. Ketika membawa fosil ke Tokyo, 1977, ‘’Saya dijaga ketat, pakai polisi bersirene, dan lampu merah segala,’’ ceritanya.
Tidak selamanya serius, Jacob juga suka berkelakar. ‘’Orang bisa memancarkan wibawanya lewat berbusana bersih, rapi, dan wangi,’’ katanya. Tetapi, ‘’Di dunia kami lain. Semakin kumal baju yang dikenakan seorang peneliti, apalagi kalau ada lubang di sana-sini, ia akan semakin tampak berwibawa, dan lebih dihormati.
Mantan guru besar emeritus dan antropolog ragawi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia sempat menghebohkan dengan penemuannya mengenai kontroversi keberadaan manusia Flores. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai surat kabar dan jurnal. Beliau merupakan putera Aceh yang diakui sebagai ilmuwan antropologi internasional.
Pendidikan
    * SD, Langsa (1943)
    * SMP, Kutaraja (1946)
    * SMA, Kutaraja (1949)
    * Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta (1956)
    * Universitas Amerika, Washington DC, AS (1960)
    * Rijksuniversiteit Utrecht, Negeri Belanda (Doktor, 1967)
Karier
    * Asisten Ahli Antropologi UGM (1954-1963)
    * Lektor Muda, kemudian Lektor Kepala Antropologi UGM (1963-1971)
    * Asisten Anatomi Universitas Amerika, Washington DC (1959-1960)
    * Guru Besar Tamu Paleontologi, Manusia, San Diego (1968)
    * Guru Besar Antropologi UGM (sejak 1971)
    * Sekretaris Fakultas Kedokteran UGM (1973-1975)
    * Ketua Bidang Ilmu Kedokteran Lembaga Pendidikan Doktor UGM (sejak 1977)
    * Anggota Komisi Kerja Senat UGM (sejak 1977)
    * Rektor UGM (1982-1986)
Kegiatan Lain
    * Pemimpin Redaksi Berkala Ilmu Kedokteran (sejak 1969)
    * Anggota American Association of Physical Anthropologists
    * Anggota Society for the Study of Social Biology
    * Anggota American Association for the Advancement of Science
    * Anggota Societe d’Anthropologie de Paris
    * Anggota Society for Medical Anthropology
Karya
    * The Sixth Skull Cap of Pithecanthropus Erectus, American Journal of Physical Anthropology (1966)
    * Some Problems Pertaining to the Racial History of the Indonesia Region, Neerlandia, Utrecht (1967)
    * The Phitecanthropus of of Indonesia, Bulletins et Memoires de Societe d’Anthropologie de Paris (1975)
    * Menuju Teknologi Berperikemanusiaan (1996)
    * Tahun-Tahun Yang Sulit (2001)
    * Tragedi Negara Kesatuan Kleptokratis (2004)
    * Pygmoid Australomelanesian Homo sapiens skeletal remains from Liang Bua, Flores: Population affinities and pathological abnormalities (2005)
Penghargaan
    * Bintang Mahaputra Nararya (tahun 2002) dari Presiden Megawati Soekarnoputri.

Baca :

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, Bogor Selatan. Sejak tahun 1980, Alda dan orangtuanya tinggal di rumah tersebut.  Karier Ia menjadi populer melalui lagu Aku Tak B

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky

Damayanti Rusli Sjarif

Lahir     30 Januari 1959 (umur 53)Indonesia Padang, Sumatera Barat, Indonesia Kebangsaan     Indonesia Pekerjaan     Dokter Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), (lahir di Padang, Sumatera Barat, 30 Januari 1959; umur 53 tahun) adalah pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini Damayanti berprofesi sebagai dokter spesialis anak pada Bagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Anak FKUI/RSCM Jakarta. Saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Damayanti pernah menjadi pelajar teladan tingkat SMP se-Kodya Bandung dan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1974. Begitu pula setelah tamat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1983, Damayanti ditugaskan di sebuah puskesmas daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena kesungguhannya dalam bertugas, wanita pencinta buku ini meraih penghargaan sebagai dokter teladan puskesmas. Setelah bertugas di daerah, Damayanti melanjutkan studinya dengan mengamb