Skip to main content

Hasyim Muzadi: Israel Tak Mempan Dikutuk

  Hasyim Muzadi: Israel 
Tak Mempan Dikutuk

Israel Tak Mempan Dikutuk

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal "International Conference of Islamic Scholars" (ICIS) KH Hasyim Muzadi mengatakan berbagai kecaman dan kutukan tidak akan menghentikan kekerasan Israel terhadap Palestina. "Israel Zionis tidak akan mempan dikutuk karena mereka sesungguhnya hanya tahu kepentingannya sendiri," kata Hasyim Muzadi kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Menurut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, untuk mengatasi serangan Israel, Bangsa Palestina harus bersatu terlebih dahulu. "Yang diperlukan sebenarnya pertama kali adalah persatuan Fatah dan Hamas yang selama ini terus diadu domba habis-habisan oleh Israel," katanya.Selain itu, katanya, perlu kesadaran negara-negara Arab yang mau membantu Palestina dengan sungguh-sungguh dan jujur."Karena sampai hari ini setiap negara Arab atau Islam diserang agresor, selalu saja berpangkalan di salah satu negara Islam sendiri," jelasnya.Dikatakannya, Liga Arab juga tampak lebih membantu kepentingan Barat daripada bangsa rasnya sendiri. Demikian pula dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang tidak bisa berbuat banyak jika menyangkut Israel."PBB pun selalu tumpul ketika Israel melanggar HAM internasional," kata Hasyim.Perlakuan PBB terhadap Israel, tambahnya, sangat berbeda jika berhadapan negara-negara Islam.

"Kalau yang dituduh melanggar HAM itu adalah negara Islam yang tidak disuka oleh zionis, langsung dihukum dan diserbu. Dan penyerbuan itu pun atas nama hak asasi manusia," katanya.Lebih lanjut, ia mengatakan, di Indonesia pun keadaannya kurang lebih sama. Para penggiat HAM di Indonesia hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel dan pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional.
"Mereka, para penggiat HAM Indonesia, pada umumnya lebih suka meneliti bangsanya sendiri dengan tuduhan melanggar HAM berat," katanya.Para penggiat HAM Indonesia, kata Hasyim, biasa bicara tentang konflik Sampang, Poso, Cikeusik, Ciketing, Cirebon, Solo, Ambon, Papua, Lampung, Aceh, dan yang terakhir membela PKI sebagai korban.Mereka, lanjut Hasyim, mempersoalkan bukan untuk mencari penyelesaian dalam nuansa keindonesiaan, tapi hanya mencatat kemudian dilaporkan ke luar negeri, agar asing bisa menghukum Indonesia.
"Pekerjaan bisnis HAM semacam ini tentu tidak berguna untuk Indonesia dan juga tidak terpuji. Apalagi kalau berdasarkan program paket bantuan asing, tentu pekerjaan memalukan," tandasnya. Karena itu, kata Hasyim, kaum Muslimin di Indonesia sudah saatnya merapatkan barisan. Tidak boleh ada lagi lembaga Islam atau "yang keislam-islaman" terpengaruh terhadap program intervensi pemikiran ini hanya karena ingin disebut intelek atau berwawasan global.
"Waspadalah kaum Muslimin dan Bangsa Indonesia terhadap HAM yang westernis dan neokomunis," pungkasnya.
Sumber: http://[id.berita.yahoo.com/hasyim-muzadi-israel-tak-mempan-dikutuk-135012144.html ]
Baca : Celoteh

Comments

Popular posts from this blog

Cara mengatur custom template blogger kita

Oke kali ini saya akan mempostingkan caranya mengatur google+ pada blogger kita ...okehlah langkah-langkahnya yaitu : 1. Buka Dulu Blogger login dulu bro lewat blogger seperti biasa yang ingin kamu ikuti contoh blogavel 2.setelah masuk akun blogger kamu selanjutnya kamu klik Template terus klik Customize kayak gambar dibawah ini 3. maka selanjutnya klik Templates lalu pilih jenis templatenya setelah itu klik Apply to blog terus view blog . kayak gambar dibawah ini 4. lalu selanjutnya atur warna backgroung blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini: 5. lalu selanjutnya atur adjust widths dengan cara mengeser scroll horisontal blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini: 6. lalu selanjutnya atur Layout blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini:   7. lalu selanjutnya atur Advanced blog kamu ikuti langkah-langkah tanda panah seperti gambar dibawah ini:

Karlina Supelli

Artikel biografi tokoh yang masih hidup ini tidak memiliki referensi atau sumber. Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber terpercaya. Hal-hal mengenai tokoh yang masih hidup tetapi tidak memiliki referensi atau sumber yang memadai harus segera dihapus. Temukan sumber: (Karlina Supelli – berita, buku, cendekia) Karlina Rohima Supelli atau lebih dikenal sebagai Karlina Supelli (lahir di Jakarta, 15 Januari 1958; umur 54 tahun) adalah salah satu filsuf perempuan Indonesia. Karlina menempuh pendidikan sarjananya di bidang astronomi, ITB. Karlina memiliki minat yang dalam terhadap fisika, matematika dan metafisika. Selain itu ia juga memiliki perhatian akan isu-isu kemanusiaan. Pada 19 Februari 1998, ia memimpin demonstrasi bersama Aktivis Suara Ibu Peduli menuntut turunnya harga susu. Karier akademisinya selanjutnya dicurahkan untuk Ilmu Filsafat. Karlina memperolah gelar Doktor dari Universitas Indonesia dengan Disertasi: Wajah-Wajah Alam Semesta, Suatu Kosmologi Empiris K

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky