Skip to main content

Nazir Alwi

Rektor Universitas Gadjah Mada ke-3
Masa jabatan
1966 – 1967
Didahului oleh     Prof. Dr. Ir. Herman Johannes
Digantikan oleh     Drs. Soepojo Padmodipoetro, MA
Rektor Universitas Sumatera Utara ke-5
Masa jabatan
1965 – 1966
Didahului oleh     Ulung Sitepu
Digantikan oleh     Prof. Dr. H. Suhadji Hadibroto, M.A.
Informasi pribadi
Lahir     19 Desember 1923 (umur 88)
Indonesia Sumanik, Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia
Agama     Islam
Muhammad Nazir Alwi (lahir di Sumanik, Tanah Datar, Sumatera Barat, 19 Desember 1923; umur 88 tahun) adalah dokter gigi asal Indonesia. Ia merupakan salah seorang dari sedikit akademisi Indonesia yang menjadi rektor di dua universitas negeri. Nazir berturut-turut menjabat sebagai rektor Universitas Sumatera Utara (1965-1966) dan kemudian Universitas Gadjah Mada (1966-1967).
Kehidupan
Nazir Alwi lahir dari pasangan Minangkabau. Dia menyelesaikan pendidikannya pada Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 9 Desember 1954. Pada saat mahasiswa, Nazir pernah terpilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Riwayat pekerjaan Nazir Alwi dimulai pada saat ia bekerja di tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Kemudian dia pindah ke Jakarta, dan menjabat sebagai Kepala Kesehatan Gigi. Dia pernah pula bekerja di Pertamina Jambi sebagai dokter. Pada tahun 1965 dipercaya oleh Universitas Sumatera Utara (USU) untuk menjabat rektor universitas tersebut, sekaligus merangkap sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi USU. Pada tanggal 13 Juni 1966, Nazir diangkat menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada, menggantikan Herman Johannes.

Comments

Popular posts from this blog

Navigate Interesting Bromo

Gunung Bromo adalah pemandangan tempat wisata utama di Jawa Timur yang dapat dilihat dari puncak Gunung Penanjakan yang memiliki ketinggian 2.774 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi kisaran Tengger atas. Para pengunjung dapat melihat matahari terbit yang indah, laut pasir dan pemandangan Gunung Bromo. Gunung Bromo bisa diakses dari Malang dan Surabaya hanya hanya 95 km. Selain itu, kita dapat melihat keunikan tradisi masyarakat Tengger, yang memiliki pekerjaan bersama dalam budaya Tengger kegiatan ritual masih ada seperti Kasada, Karo, Unan-unan, Entas-entas, dan Purnama Tilem. Jika pengunjung pergi ke sana, mereka akan menemukan panorama spektakuler di sepanjang jalan mereka, dilengkapi dengan udara segar dan jalan berliku-liku hily. Its diakses dari Pasuruan melalui Wonokitri - Tosari Bromo telah dikenal oleh semua pengunjung dunia. Mereka datang ke Bromo untuk menyaksikan matahari terbit. Pengunjung juga dapat melihat ke bawah ke kawah yang penuh asap,...

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, ...

suku tengger di Desa Wonokitri

Mengantar Roh Menghadap Hyang Widi Hong wilaheng mangkudaya jagad dewa bathara eyang jagad pramudita ingkang miwiti, ndugiaken kajate saking bapak Sudarmiko kang sedekah ngentas dateng siti dermaipun ……… . Itulah sepenggal bacaan mantra yang diucapkan sang dukun Suku Tengger, Supayadi, ketika acara hajatan entas-entas dari keluarga Sudarmiko alias Ikok, di Balai Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Ya, sang dukun antara lain bertugas sebagai pengantar upacara adat, termasuk entas-entas. Sebagai pengantar upacara adat, sang dukun tidak digaji, tetapi ia menerima dari masyarakat secara sukarela. Entas-entas adalah sebuah acara adat untuk mengentas leluhur yang sudah meninggal. Di acara tersebut rangkaiannya antara lain rakan tawang, mohon ijin kepada yang akan ditempati. Kedua, merniti (menghitung leluhur yang akan diswargakan atau yang akan dientas). Esok dilanjutkan ngelukat sebagai acara puncak atau pembersihan leluhur. Di tengah-tengah membacakan mantranya, ...