Skip to main content

kabar terbaru Korban Agresi Zionis Israel Ke Gaza: 609 Gugur dan 3720 Luka-luka

Sungguh Zionis merupakan negaranya iblis yang tidak mempunyai rasa kemanusiaan sama sekali dan menurut kabar terbaru bahwa Selama 16 berturut-turut penjajah Zionis terus melancarkan pembantaian dan agresi besar-besaran di Jalur Gaza. Sebanyak 609 warga Palestina telah gugur yang sebagian besarnya anak-anak dan wanita dan lebih dari 3720 lainnya luka-luka. Sementara itu sudah belasan ribu rumah warga hancur oleh bom bardir pasukan Zionis.
Pasukan penjajah Zionis memulai operasi militer mereka ke Jalur Gaza dengan nama operasi “Tebing Cadas” pada Selasa (8/7/2014). Sejak saat itu pasukan penjajah Zionis melancarkan serangan udara dengan intensif dan sangat sengit. Puluhan rudal ditembakkan setiap harinya. Sementara itu operasi militer dilakukan secara terbatas dengan dalih untuk menghancurkan terowongan-terowongan yang tersebar dip agar perbatasan timur Jalur Gaza. Bersamaan dengan itu pasukan penjajah Zionis melancarkan gempuran senngit dari darat, udara dan laut terhadap apa saja di Jalur Gaza.
Sementara itu sebaliknya perlawanan Palestina, khususnya Brigade Izzuddin al Qassam, sayap militer Gerakan Hamas, terus melancarkan aksi balasan dengan menggempur kota-kota Zionis. Untuk pertama kalinya Brigade al Qassam berhasil menggempur kota Haifa Zionis dengan sejumlah roket jenis R160, menggempur Jerusalem dengan roket jenis M75. Bahkan roket-roket al Qassam mampu menjangkau jarak dan kota-kota Zionis yang sebelumnya belum pernah dijangkau oleh roket perlawanan. Dan untuk pertama kalinya juga Brigade al Qassam berhasil menggempur kota nuklir Zionis “Dimona”, bandara militer Ramon. Roket-roket perlawanan juga mampu menjangkai wilayah Qisariyah di wilayah utara Palestina yang dijajah Zionis sejak tahun 1948 dan kawasan Laut Mati.
Bahkan untuk pertama kalinya pula Brigade al Qassam melakukan operasi militer melalui laut dan berhasil menyusup ke pangkalam militer Zakim serta terlibat baku senjata sengit dengan pasukan komando Zionis. Brigade al Qassam juga berhasil mengirim drone (pesawat tanpa awak) untuk berbagai misi di atas udara wilayah Palestina yang dijajah penjajah Zionis sejak tahun 1948. Brigade al Qassam juga berhasil meledakkan terowongan di bawah markas militer Zionis di Karem Abu Shalem, berhasil melakukan penyusupan besar di markas militer Shufah di timur kota Rafah, sebagaimana pula aksi spektakuler yang terjadi pada hari ketigabelas dan keempatbelas agresi Zionis ke Jalur Gaza, yang berhasil menewaskan 30 serdadu dan perwira Zionis, di mana media-media Zionis menyebutnya sebagai hari yang kelam bagi pasukan Zionis.
Pada hari Ahad (20/7) sayap militer Gerakan Hamas ini berhasil menculik dan menyandera serdadu Zionis Shaul Aron, prajurit bernomor identitas 6092065, dalam sebuah aksi yang dilakukan Brigade al Qassam di timur kampong at Tufah timur kota Gaza, di mana dalam aksi ni sebanyak 14 serdadu Zionis tewas termasik komandan Batalyon Golani dan lebih dari 50 lainnya luka-luka.
MARI KITA BERDOA UNTUK KESELAMATAN MUSLIM DI PALESTINA, DAN SEMOGA ZIONIS SEGERA DI BUMI HANGUSKAN OLEH ALLOH.SWT...AMIN
*sumber:http://www.infopalestina.com

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Alda Risma

Alda Risma Latar belakang Nama lahir     Alda Risma Elfariani Lahir     23 November 1982 Indonesia Bogor, Indonesia Meninggal     12 Desember 2006 (umur 24) Indonesia Jakarta, Indonesia Jenis Musik     blues, jazz Pekerjaan     penyanyi, aktris Tahun aktif     1997-2006 Perusahaan rekaman     Blackboard Pasangan     Iwan Sastrawijaya (putus) Orang tua     A. Farid R. & Halimah Alda Risma Elfariani/Alda R. binti A. Farid R. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1982 – meninggal di Jakarta, 12 Desember 2006 pada umur 24 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan boyband Code Red. Kehidupan awal Alda Risma lahir di Bogor pada tanggal 23 November 1982. Ibunya bernama Halimah. Ia dibesarkan di Cikaret, Bogor Selatan. Sejak tahun 1980, Alda dan orangtuanya tinggal di rumah tersebut.  Karier Ia menjadi populer melalui lagu Aku Tak B

Dr. Handrawan Nadesul

Dr. Handrawan Nadesul (lahir di Karawang, Jawa Barat, 31 Desember 1948; umur 63 tahun) adalah seorang dokter, penyair, dan penulis di Indonesia. Ia juga menulis artikel, opini kesehatan, dan menjadi narasumber untuk media  bagi masalah-masalah kesehatan dan juga menulis puisi. Karya-karyanya telah dimuat dan diterbitkan di media massa nasional sejak tahun 1968. Dr. Handrawan menjadi penulis sejak tahun 1972  dan sejak itu banyak menulis artikel opini, kolom di sejumlah media cetak. Lebih dari 1.500 artikel ditulis sampai 2008, 74 judul buku kesehatan, dan seminar kesehatan untuk awam di sejumlah kota besar. Di Bogor pada tahun 1981 dia sempat membentuk Dokter Kecil yang beranggotakan 400-an murid SD yang berprestasi di sekolah masing-masing, dan juga menggerakkan kader Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) di tingkat kelurahan. Ia bercita-cita menulis artikel kesehatan dan buku untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat derajat kesehatan ketika status kesehatan sebagian raky

Damayanti Rusli Sjarif

Lahir     30 Januari 1959 (umur 53)Indonesia Padang, Sumatera Barat, Indonesia Kebangsaan     Indonesia Pekerjaan     Dokter Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), (lahir di Padang, Sumatera Barat, 30 Januari 1959; umur 53 tahun) adalah pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini Damayanti berprofesi sebagai dokter spesialis anak pada Bagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Anak FKUI/RSCM Jakarta. Saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Damayanti pernah menjadi pelajar teladan tingkat SMP se-Kodya Bandung dan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1974. Begitu pula setelah tamat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1983, Damayanti ditugaskan di sebuah puskesmas daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena kesungguhannya dalam bertugas, wanita pencinta buku ini meraih penghargaan sebagai dokter teladan puskesmas. Setelah bertugas di daerah, Damayanti melanjutkan studinya dengan mengamb